Tentang Tour de East Java

Sambil menunggu siaran langsung sepakbola Kamerun vs Denmark tadi malam (Minggu, 20/6), saya melihat sebuah liputan olahraga di TVOne.

Liputan tentang event reli sepeda bertajuk Tour de East Java.

Nama Tour de East Java cukup mengganggu benak saya. Ada pula event sejenis yang diadakan di tempat lain di Indonesia, seperti Tour de Indonesia dan Tour de Singkarak.

Semuanya adalah event reli sepeda yang diadakan di Indonesia. Tapi nama kegiatannya tidak menggunakan Bahasa Indonesia.

Saya mengerti bahwa judul kegiatan ini pasti terinspirasi dari perlombaan sepeda paling tersohor di seluruh dunia, Tour de France. Orang yang tidak menggemari olahraga ini sekali pun akan mengetahui event ini.

Seperti FIFA World Cup yang dikenal semua orang di dunia.

Tapi, saya belum bisa sepenuhnya mengerti mengapa nama perlombaan yang diadakan di Indonesia harus memakai judul berbahasa Perancis?

Apalagi ternyata Tour de East Java tidak hanya berbahasa Perancis (Tour de), tapi juga berbahasa Inggris (East Java).

Kenapa tidak memakai judul yang lebih Indonesia, misalnya “Keliling Jawa Timur” atau “Gowes Indonesia”?

Memang baik mencontoh dari sesuatu yang baik. Tour de France tentu layak dijadikan contoh dan inspirasi bagi penyelenggara turnamen sejenis.

Tapi, minimal kita punya pembeda. Kalau pembeda itu belum bisa kita wujudkan dari kualitas lomba, jumlah hadiah atau hal teknis lainnya, kenapa tidak dilakukan dari hal yang lebih mudah seperti nama perlombaan itu sendiri.

Mungkin nama atau judul tidak terlalu penting. Tapi terkadang nama mencerminkan si penyandangnya.

Atau mungkin anda punya judul lain yang cocok untuk perlombaan bersepeda di Indonesia?

Digiprove sealDigiproved

Comments

  • abdul hakim says:

    mungkin nama yang paling cocok adalah balap sepeda bli, karena orang indonesia lebih populer dengan kata-kata tersebut.

  • zee says:

    Adaptasi bahasa asing memang sudah lumrah ya bli, dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Alasannya mungkin karena sudah lebih familiar di telinga, dan mungkin juga alasan lain biar kesannya keren & akbar.

    Saya setuju dengan bli, sebaiknya ya pakai bahasa Indonesia sajalah, toh kita orang Indonesia. Kalau tidak bisa cinta bahasa sendiri, gimana dunia bisa tahu banyak ttg Indonesia?

  • richo says:

    mungkin pengen menjaring peserta dengan skala international jadinya pake nama yang international juga, mungkin gt 🙂

  • BlogCamp says:

    Lha lomba yang saya adakan juga njiplak semua karena ingin keren saja. Tiap hari saya sudah pakai bahasai Indonesia kok mas he he he he.

    Salam hangat dari BlogCamp yang saat ini sedang menggelar acara :
    1. ” Ungkapkan Opini Anda”
    2. ”The Amazing Picture ”, dan
    3. ” The Twin Contest”
    dalam rangka menyambut 1st BlogCamp’s Anniversary.
    Silahkan bergabung di BlogCamp dan raihlah hadiah yang menarik.

  • krupukcair says:

    itu para penyelenggara sudah lupa dengan bahasa Indonesia mungkin

  • Sugeng says:

    Mungkin buat penyelengaranya kalau dipake nama “gowes keliling jawa timur” yang ikut nanti cuma orang lokal aja. Pinginnya sih ada pembalap dari eropa yang ikutan gowes.
    :::ngakak melihat cara nyandur bahasanya:::

  • tary sonora says:

    biar kelihatan lebih berkelas mungkin ya, skr kan gitu, bahasa gado-gado, heheh aku juga sering terkadang walaupun kadang gak nyambung juga hehehehe

  • Gede Lumbung says:

    Kalo gak ada English atau barat-baratnya kurang keren mas..
    Mungkin si penggagasnya ingin menarik minat masyarakat melalui nama yg keren itu..

  • TuSuda says:

    Kayaknya sih biar kelihatan keren, ngikut trend saja..
    Padahal perlu sekali kita mempromosikan dengan bahasa baku yang baik dan benar, untuk menghargai bahasa nasional kita.

  • Puskel says:

    Kalau tujuannya untuk menarik simpati peserta dari luar negeri, perlu juga membuat kata serapan yang pas maknanya.
    Seperti kata Bli Gung, mestinya memakai bahasa yang standar. Misalnya: Tour to East Java; Wisata Keliling Jatim, dll…
    Siapa lagi yang harus menghargai bahasa nasional kita, kalau bukan kita sendiri. Terimakasih…

  • Cahya says:

    Biasanya sih saya malah ndak perhatian saya judulnya Bli, kalau ada ya ikut saja. Tapi judul lombanya itu menggelitik juga. Entahlah apa yang ada di pikiran si panitia, apa karena lombanya bertaraf internasional?

    Oh ya blog ini kok ndak bisa dibuka di Chrome ya, domainnya ndak ditemukan, mirip dengan kasus blognya si Putri.

  • imadewira says:

    saya malah ndak memperhatikan ya… benar juga, walaupun orang sering bilang “apalah artinya sebuah nama”, tapi untuk sebuah event seperti ini, nama sangat berperan.

  • imtikhan says:

    halo sobat salam kenal ya
    terima kasih

  • Dian says:

    Balap sepeda aja lebih simpel. Drpd keliling Jawa Timur, kelipat ntar lidah orang asing 😀

  • Adi says:

    Mampir k malang gk itU?XD nanti saya ajak muTer2 malang

  • firdaus says:

    mari mulai membiasakan diri bangga berbahasa Indonesia 🙂

  • mungkin sengaja dicari nama kegiatan yang seperti itu biar kesannya elit. soalnya nama kegiatan biasanya disesuaikan dengan segmen dan positioning sih… *halah*

  • Kalau skala perlombaannya Internasional yah sah-sah saja menggunakan judul asing….

    bagaimana kalau nama kegiatannya Kayuh Malam Minggu…hehehe seperti kegiatan rutin saya bareng temen2….

  • delia says:

    Mungkin karena berskala international itu bli 🙂
    soalnya dinegara lain juga seperti itu kan ^_^
    tapi kalo gowes indonesia keren juga ya hehehehhe

  • FB says:

    Udah lama enggak sepedaan nih

  • Kika says:

    Wahh aku barusan selesai minggu kemarin.

  • angger says:

    memang kurang kreatif,dari acara TV khan udah banyak yang meniru sob,kayak take him out,Indonesia idol dan masih banyak lagi,mungkin untuk menjaring penonton yang lebih besar kerena memakai kata yang cukup familiar dikalangan masyarakat kia

  • adin says:

    pit-pitan mubeng2,hehe…

  • Comments closed

    Newsletter