Saya Tidak Akan Dukung Ahok!
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta baru akan dilaksanakan pada tahun 2017. Ahok, gubernur Jakarta sekarang, telah menyatakan diri akan maju kembali menjadi calon gubernur melalui jalur independen.
Jujur, saya tidak akan mendukung Ahok menjadi gubernur Jakarta selanjutnya. Saya harus fair menilainya.
Dia janji Jakarta akan bebas macet? Jakarta masih macet. Bahkan di hari-hari tertentu, warga Jakarta seperti memarkirkan mobilnya di tengah jalan.
Jakarta bebas banjir? Di beberapa titik masih ada banjir. Okelah, banjir itu cepat surut, tapi tetap banjir, kan?
Jadi buat apa saya mendukung Ahok yang jelas blum bisa membuktikan janjinya?
Tapi…,
Saya terpaksa akan memilih Ahok – kalau dia benar-benar memenuhi syarat untuk maju menjadi peserta Pilkada Jakarta.
Saya memilih dia bukan karena dia yang terbaik. Terbaik dari Hong Kong?
Saya memilih Ahok, karena pihak lain yang maju menjadi kandidat calon gubernur Jakarta, belum terbukti akan lebih baik dari Ahok.
Lha sekarang bagaimana saya tahu kalau mereka akan lebih baik dari Ahok? Bahkan mereka tidak pernah sekalipun menawarkan program apa yang akan dilakukan untuk Jakarta.
Mereka lebih sibuk mencari dan menunjukkan keburukan Ahok.
Dari sekian nama yang menyatakan diri akan maju menjadi bakal calon gubernur, semuanya cuma bisa menunjuk kelemahan Ahok, tanpa bisa menunjukkan apa kelebihan mereka.
Mulai dari masalah banjir dan macet yang belum bisa ditanggulangi, masalah penggusuran warga sampai dengan dugaan kesalahan Ahok dalam kasus lahan rumah sakit Sumber Waras.
Mereka semua yakin menunjuk Ahok sebagai pihak yang bertanggung jawab atas semua masalah itu.
Masih ditambah lagi dengan masalah tutur bahasa Ahok yang galak cenderung kasar.
Seharusnya mereka tawarkan solusi, misalnya bagaimana cara menghilangkan banjir dari Jakarta tanpa menormalisasi sungai dan waduk yang jelas akan menggusur warga dan rumahnya di bantaran sungai.
Bisakah mereka terus memanjakan warga yang tinggal di bantaran sungai dan waduk sehingga ndak perlu ada penggusuran, apalagi sampai mengerahkan tentara dan polisi seperti di Kalijodo?
Saya akan mengerti, mereka belum akan bisa membuktikan janji mereka. Tidak masalah.
Minimal saya bisa melihat apa program andalan mereka. Dari sana saya bisa memperkirakan, seberapa besar peluang program itu bisa terlaksana dengan baik.
Tentu, saya juga akan melihat jejak mereka sebelumnya. Rekam jejak Ahok, tidak cemerlang menurut saya.
Bagaimana dengan kandidat calon lainnya? Mereka bahkan tidak terpikir untuk “memamerkan” apa yang sudah pernah mereka lakukan untuk masyarakat, kecuali menghujat Ahok.
Tapi kenyataan yang saya lihat jauh berbeda dari khayalan. Buat saya, di saat mereka sibuk menjelekkan Ahok, derajat dan kualitas mereka tidak akan lebih baik. Bahkan saya semakin yakin untuk mendukung Ahok.
Saya lebih suka melihat para calon gubernur menyombongkan karyanya.
Sekali lagi, kalau ada calon gubernur yang bisa menarik perhatian saya karena usulan program yang ditawarkan jauh lebih baik daripada yang dijalankan Ahok selama ini, saya tdak akan mendukung Ahok di Pilkada Jakarta selanjutnya!
