My Superhero
Sejak kecil saya dibiasakan membaca oleh orang tua saya, terutama ibu. Sejak itu juga, saya menggemari komik pewayangan bikinan R. A. Kosasih. Maka, tak heran saya pun menggemari tokoh-tokoh pewayangan yang diceritakan di dalamnya.
Akhirnya saya memilih Gatotkaca menjadi jagoan idola saya. Kuat, gagah, dan bisa terbang adalah alasan saya waktu itu setiap ditanya kenapa saya mengidolai putra sang Bima itu.
Tapi beberapa tahun kemudian, saya juga mengenal jagoan dari dunia lain. Kehebatan mereka mungkin tidak kalah seperti Gatotkaca, terutama Superman. American Superhero yang satu ini punya kekuatan yang hampir sama persis seperti Gatotkaca.
Tapi anehnya, saya ndak mengidolai Superman seperti saya mengidolai Gatotkaca. Saya lebih tertarik dengan sosok superhero lainnya, yaitu Batman.
Saya mengidolai Batman karena kemudian saya mencoba berpikir realistis, bahwa tidak ada manusia seperti Gatotkaca dan Superman. Tidak ada lagi jagoan yang berotot kawat-bertulang besi seperti mereka.
Sementara Batman, adalah Bruce Wayne, sosok manusia biasa yang kulitnya bisa terluka setiap saat oleh semua jenis benda tajam, memiliki rasa takut, sombong, munafik, dan semua sifat manusia biasa lainnya.
Sifat manusiawi Bruce tidak bisa ditutupi sepenuhnya oleh topeng dan kostum hitam Batman yang terlihat misterius.
Setebal apapun topeng yang dipakainya, sekuat apapun kostumnya, sifat manusiawi Bruce Wayne tetap menonjol. Batman menjadi jagoan karena intelektualitasnya, kemampuan menganalisanya, ditambah dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, kekayaan, keberanian dan sifat intimidatifnya terhadap orang lain.
Batman tetap sosok yang bisa marah, dendam, angkuh, sakit hati, dsb., persis seperti Bruce Wayne.
Hal lain yang membuat saya makin jatuh hati kepada Batman adalah karena kostumnya yang hitam dan gelap. Saya adalah pengagum berat warna hitam dan kegelapan.
Bagi saya, hitam menunjukkan sifat misterius, egois, dan terlihat simple dari luar walaupun ternyata bisa sangat rumit saat anda berada di dalamnya. Saya merasa warna ini benar-benar mewakili saya dalam banyak hal.
Dari Batman saya bisa belajar, bahwa menjadi superhero tak harus kuat, gagah, dan (apalagi) bisa terbang. Menjadi superhero juga tidak harus menjadi manusia sempurna.
* Terima kasih terbesarku hari ini dan selamanya adalah untuk Tuhanku dan Keluargaku.
