Kenapa Pakai Masker?

Apa jawaban anda kalau ada yang bertanya, “Kenapa pakai masker? Takut?

Dulu waktu masih tinggal di Bali dan di Jogja, saya tidak pernah sama sekali memakai masker.

Selain karena tingkat polusi di dua kota itu cukup rendah, saya juga merasa kurang nyaman memakai masker.

Sekarang kenapa pakai masker?

Jujur, saya terpaksa memakainya.

Saya mulai memakai masker sejak rutin berkendara di lalu lintas Jakarta. Terutama saat mengendarai sepeda motor.

Semenjak mewabahnya Covid-19 anjuran pakai masker semakin banyak terlihat. Bahkan di beberapa negara telah ditegakkan dengan sanksi yang konkrit. Memakai masker menjadi new normal.

Setakut itukah saya dengan Covid-19?

Mungkin iya. Terutama takut menulari orang lain.

Artinya saya tak takut tertular? Tentu saya takut tertular karena sejak virus itu ada di tubuh saya, maka saya bisa menulari keluarga dan orang lain di sekitar saya.

Saya tak tahu seberapa berbahayanya virus itu bila ada di tubuh saya. Saya juga tidak tahu pasti apakah daya tahan tubuh saya cukup untuk melawan dan membunuh virus itu bila sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh saya.

Kalaupun tubuh saya bisa melawan virus itu, saya takut kalau orang yang tertular dari saya tidak memiliki kesehatan atau daya tahan tubuh yang cukup.

Sama halnya kalau saya ditanya, kenapa saya berhati-hati di jalan raya?

Jawaban saya sama.

Pertama saya tak mau mencelakai diri saya sendiri. Kedua, bila saya sembrono di jalan raya, bisa saja saya mencelakai orang lain.

Apakah itu wujud dari rasa takut? Sekali lagi, mungkin iya.

Tapi saya juga melihat itu sebagai wujud dari tanggung jawab sebagai individu dan makhluk sosial.

Bila sekarang ada yang gencar melancarkan aksi tanpa masker, jujur saya prihatin walaupun bisa saja mereka berdalih itu adalah hak dan pilihan mereka.

Selain didasari oleh teori konspirasi, menurut saya pilihan mereka didasari oleh daya tahan tubuh yang sangat baik. Pola hidup mereka juga sangat sehat. Sehingga mereka tidak akan tertular dan membawa virus Corona ke rumah atau kemana pun mereka pergi.

Kalaupun tertular, mereka tak akan jatuh sakit. Tanpa gejala.

Tapi saya tidak tahu bagaimana tanggung jawab mereka terhadap keselamatan orang-orang di sekitarnya.

Tak semua orang memiliki kesehatan yang baik, atau menerapkan gaya hidup yang sehat, atau bayi dan balita yang tidak bisa menyampaikan keluhan saat kesehatannya terganggu.

Apakah keselamatan setiap orang adalah urusan masing-masing? Mungkin iya.

Tapi kalau kita bisa melakukan sesuatu untuk melindungi kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan orang lain sekaligus, kenapa tidak?

Itulah alasan saya bila ditanya, kenapa pakai masker.

Kalau anda, kenapa pakai masker?

Digiprove sealDigiproved

Comments

  • grubik says:

    Saya pake masker karena kata isteri saya, saya jadi lebih cakep kalau pake masker…

    Dengan seringnya make masker, saya juga jadi lebih jarang cukur kumis…

    Dengan memake masker, saya menunjukkan pada dunia kalo saya mampu beli masker

  • Aku pakai masker karena alasan yang sama. Takut tertular karena takut menulari orang lain. Kasihan nanti orang-orang di sekitaranku kalau sampai tertular hanya karena ke-egois-an diri yang nggak mau pakai masker 🙁

    Amat disayangkan juga perihal orang-orang yang mengikuti gerakan anti masker dan yang beranggapan bahwa virus ini hanyalah hoaks atau teori konspirasi. Setidaknya hidup jangan sampai menyusahkan orang lain. Mungkin diri sendiri memang kuat sehingga virus tersebut tidak mempan, tapi tetap saja bisa menjadi “Carrier” dan menularkan virus tersebut ke orang-orang lain.

    Ah, semoga banyak orang yang bisa lebih peduli. Setidaknya jika tidak peduli terhadap diri sendiri, pedulilah terhadap orang sekitar, terutama jika serumah dengan keluarga.

    • Kalau begitu alasan kita sama mbak Lia. Sebab kalau boleh jujur, saya yakin tak ada orang yang senang hati memakai masker. Tapi karena situasi seperti ini, seharusnya lebih banyak orang lagi yang peduli.

  • Jawaban saya sama mas, saya takut merugikan orang lain. Jangan sampai orang lain yang patuh memakai masker saat keluar rumah lalu jadi tertular karena saya yang egois nggak mau pakai masker pas keluar.
    Lagi pula kalau pakai masker saya nggak ketahuan kalau belom cuci muka pas keluar? hi..hi..

    • Iya mbak. Kalau boleh egois, sebenarnya saya ingin sekali tidak perlu pakai masker kemana-mana.
      Tapi situasinya seperti ini, saya memilih untuk tidak mengambil resiko.

  • Saya sangat setuju ,tanggut jawab sosial
    Jangan merasa kebal tubuh
    Kehati-hatian dan kewaspadaan itu penting
    Saya juga pakai masker, walau kadang dianggap gimana gitu. Takut sama itu virus
    Ya, sejatinya juga takut.
    Takut diri sendiri sakit dan takut menulari orang sekitarnya.

    • Iya om. Kalau dilihat dari tingkat kesembuhan, yang sembuh dari Covid-19 juga sudah semakin banyak.
      Tapi daripada mengobati, lebih baik mencegah, kalau saya sih.
      Tidak tahu juga seberapa kuat tubuh saya melawan kalau tertular.
      Amit-amit.

  • morishige says:

    Sebelum corona saya cuma pakai buff kalau mau motoran jauh, Mas Agung. Sekarang jalan kaki beberapa puluh meter buat beli bahan makanan aja pakai masker. Alasannya, ya, untuk mengurangi kemungkinan tertular dan menularkannya pada orang lain. Sekarang buat saya masker udah sama pentingnya sama helm saat sedang berkendara. Kangen juga merasakan menghirup angin waktu motoran. Tapi kayaknya bakal lama sampai bisa leluasa seperti itu lagi. 🙁

  • Hicha Aquino says:

    Sejak pindah ke Jakarta tahun lalu, saya sehari-hari berangkat dan pulang kantor biasanya pakai masker. Yah, lumayan buat mengurangi debu dan polusi jalanan Jakarta.

    Sekarang, di kantor pun jadi pakai masker terus… Mungkin kurang efektif untuk melawan Covid-19, tapi lebih baik usaha daripada tidak sama sekali kan ya… 😀

    • Betul mbak, memakai masker tidak menjamin 100% kita terbebas dari Covid-19.
      Beberapa teman sudah membuktikan, sekalipun disiplin pakai masker, ada juga yang kena.
      Tapi minimal dengan masker, kita bisa mengurangi potensi yang lebih besar.

  • CREAMENO says:

    Saya dari duluuuuk sudah pakai masker kalau ke luar rumah mas, menjadi kebiasaan. Mau ke mana-mana pasti pakai masker, especially saya lebih banyak turun lapangan. Selain itu, saya pakai masker untuk mengurangi interaksi sama orang ? ditambah si kesayangan memang selalu pakai masker ke mana-mana *budaya di negaranya*. That’s why ketika ada Corona, saya semakin nggak mau lepas masker, karena setelah 6 tahunan always pakai masker, saya tau manfaatnya ternyata banyak untuk tubuh. Apalagi yang sering ke luar rumah ?

    Kalau menurut saya, masker itu penting especially saat pandemi Corona seperti sekarang. Di Korea, ada satu laki-laki yang sempat dapat penghargaan ketika awal-awal Corona menyebar. Dia dapat penghargaan karena dia pakai masker di rumah saat dia menyadari ada yang nggak beres di badannya. Saat itu dia baru merasa gejala nggak enak badan dan belum test Covid-19. Semenjak dia tau kalau sakit badan, dia mulai pakai masker di rumah and thankfully setelah test covid-19, meski dia dinyatakan positif, seluruh anggota keluarga yang tinggal sama dia negatif. Padahal dia tinggal sama ibunya yang sudah sepuh ~ dari situ pemerintah Korea semakin mewajibkan masker dan saya pun merasa masker memang perlu disaat sekarang.

    Well, semoga ke depannya masyarakat kita yang anti masker bisa sadar kalau keputusannya bisa merugikan banyak orang bahkan keluarganya sendiri bisa ketularan ?

    • Iya mbak, di saat saya sudah tidak bisa memilih untuk terus berada di dalam rumah tanpa interaksi dengan yang di luar, saya mau tak mau harus pakai masker.
      Kalau boleh jujur, saya malas juga sebenarnya memakai masker. Tapi ini bukan cuma untuk kepentingan saya saja.
      Ada isti, anak dan orang lain di sekitar saya yang perlu juga saya perhatikan.
      Salah satunya dengan cara sederhana, memakai masker.

  • Himawan Sant says:

    Kalau alasanku kenapa memakai masker [meskipun sebenarnya terasa pengap] karena alasannya seperti alasan mas Agung …, menghindari terkena paparan virus juga biar ngga menulari anggota keluarga jika seandainya aku terpapar virus.
    Tapi yaa jangaan sampailah kita ikutan terpapar epidemi yaa ..,menakutkan soalnya.

    • Iya mas, saya pun tidak bisa terus-menerus memakai masker. Ada masanya saya merasa engap dan butuh membuka masker barang beberapa lama. Tapi itu pun harus memastikan betul tempatnya aman dan tak ada orang selain saya di sana.

  • Sama kok jawabanku kalo ditanya kenapa pakai masker. Aku takut kalo harus menyebarkan penyakit ke orang2 di sekitarku yg mungkin daya tahan tubuhnya ga terlalu bagus mas.

    Mamaku tgl 11 Agustus kmrn meninggal, akibat covid. Mama ga serumah Ama kami,ga prnh kluar juga, tp masalahnya ada Abang ipar yg msh ngantor dan suamiku juga kdg2 masih mampir ke rumah mama. Sampe skr kami ga tau gimana mama bisa terinfeksi virusnya, Krn seluruh rumah di test swab setelah mama meninggal dan hasilnya negatif. Itu berarti ada seseorang yg menjadi Carrier. Padahal sudah segitu patuhnya suamiku dan semua yg di rumah mama terhadap peraturan new normal ini. Aku ga bisa byangin kalo seandainya kami makin ga peduli.

    Krn alasan mama juga, aku semakin takut utk ga memakai masker. Cukup hanya mama, jgn ada lagi kluarga yg menjadi korban virus ini. Sakit rasanya saat melihat orang yg paling kita sayang harus kesulitan bernapas dan ventilator di RS habis terpakai. Lebih sakit juga saat keluarga ga bisa mendekat, ga bisa memeluk mama trakhir kalinya, dan ga bisa ikut menguburkan.

    Itu alasan utamaku untuk selalu memakai masker mas. Krn aku tau rasanya kehilangan seseorang akibat virus ini.

    • Mbak Fanny, saya turut berduka cita ya. Semoga mamanya sekarang sudah tenang di surga. Mbak juga yang sabar ya dan terus disiplin menjaga kesehatan.

      Ketakutan terbesar saya memang adalah keluarga tercinta. Mungkin kalau saya tertular, amit-amit, saya tahu dan bisa menjaga imun tubuh saya tetap baik. Tapi bagaimana dengan anak saya yang masih balita, tentu tidak bisa disamakan kondisinya dengan saya.

      Itulah yang membuat saya bertanya-tanya tentang aksi anti masker. Apakah mereka peduli dengan orang-orang tercinta dan orang lainnya di sekitar mereka?

      • Zizy Damanik says:

        Ah sungguh sedih membaca cerita Mbak Fanny.
        Saya melihat mereka yang sepele tidak pakai masker adala mereka yang tidak peduli pada orang lain. Saya selalu pakai masker mau ke warung atau ke mana pun, justru ngeri kalau sampai harus buka masker. Kalau ada rasa tanggung jawab pada diri, maka pakailah masker agar bisa melindungi diri, keluarga dan orang lain.

        • Iya kak, ego mereka mungkin timbul karena sejauh ini mereka sehat-sehat saja, atau melihat pertumbuhan angka kesembuhan Covid-19 juga semakin meningkat.
          Tapi kan tidak semua orang kalau tertular akan bisa sembuh atau nampak tetap sehat karena tidak bergejala.
          Semoga mereka ingat orang-orang di sekitarnya sebelum memutuskan untuk menanggalkan maskernya.

  • ainun says:

    aku pakai masker dari dulu sebelum ada corona, itupun lebih ketika aku naik motor dan bepergian dengan transportasi umum. kalau di dalam ruangan tetep dibuka
    tapi sejak ada corona, intensitas make masker lebih sering lagi, di dalam ruang kantor pun diwajibkan bermasker sekarang, hand sanitizer dimana mana, cuci tangan setelah pegang benda umum, kayak tangga kantor yang nggak sengaja kepegang.
    sekarang masuk pusat perbelanjaan pun dimana mana diwajibkan bermasker, meskipun kalau keseringan terus menerus di dalam pusat perbelanjaan agak engap juga, tapi ditahan tahanin

    • Iya mbak, saya juga beberapa kali merasa engap. Apalagi kalau memakai masker sambil jalan dan berbicara dengan teman.
      Di saat seperti itu, saya akan cari tempat yang kira-kira aman untuk membuka sebentar masker saya dan memakainya lagi beberapa menit kemudian.

  • Sondang Saragih-Gassmom says:

    Maskerku melindungimu, maskermu melindungiku …, Alasanku memakai masker. Eh, kenapa pakai captionnya para volunter ya? He he he

  • Comments closed

    Newsletter

    Twitter